Lukisan Sesuai Ruangan

MEMILIH dan memasang lukisan bukan perkara gampang. Jangan asal pasang, pilih jenis lukisan dan pasang sesuai ruangan.

Lukisan selalu jadi salah satu andalan demi mempercantik ruangan. Tak heran bila orang rela membeli lukisan berharga mahal untuk mendapatkan kesan artistik dan prestisius. Namun, terkadang lukisan tersebut bukannya memperindah ruangan, malah membuat ruangan terasa sumpek dan tidak nyaman. Apa pasal? Penempatan lukisan yang tidak tepat menjadi salah satu penyebabnya.

Banyak jenis lukisan yang diciptakan tangan dingin pelukis. Semuanya punya arti dan gaya yang berbeda. Keragaman itu pula yang membuat setiap lukisan punya tempatnya masing-masing. "Sebenarnya semua lukisan boleh diletakkan di mana saja karena batasannya bukan jenis lukisan. Tapi makna dari lukisan itu yang membuat penempatannya jadi dikotak-kotakkan dan memang seperti itu lebih baik daripada asal taruh," ujar Ir Bambang Sudiatmodjo.

Hal senada juga diungkapkan Ir Nugroho Widhi IAI HDII. "Efek yang dikeluarkan dari lukisan itu yang harus dipikirkan, biar tepat guna," ujar pemilik PT Forum Lima Kreasi ini.

Contohnya di ruang tamu, kedua pakar tersebut setuju kalau lukisan impresionis paling tepat menghiasi area publik nonkeluarga ini. "Lukisan impresionis misalnya, manfaat yang bisa kita terima adalah menggairahkan emosi atau ekspresi penghuni atau tamu yang datang," ujar Bambang.

Bentuk frame pun tak bisa asal pilih. Sebaiknya frame yang dipilih disesuaikan dengan perabotan yang Anda pakai. "Frame kotak itu paling proporsional, cocok segala medan istilahnya karena kontur dinding biasanya rata dan berbidang kotak juga," ujarnya. Kecuali kalau lukisan yang Anda pasang di kontur dinding yang rounded, sebaiknya frame yang digunakan juga membulat atau oval.

Kemudian ruang makan, "Jangan pakai lukisan buah ya, itu sudah enggak zamannya lagi loh," tutur Widhi sambil tertawa. Saat ini, lebih baik Anda memasang lukisan berjenis impresionis. Misalnya lukisan sekelompok anak-anak desa yang tengah makan di pematang sawah.

Pemilihan warna juga harus diperhatikan. "Untuk ruang makan, warna-warna yang digunakan sebaiknya cerah dan menggelitik nafsu makan," ujar Widhi. Misalnya warna oranye, hijau tosca, dan sebagainya. Warna-warna tersebut akan menstimulasi otak untuk merasa senang sehingga bisa memberi nuansa segar saat makan.

"Lukisan abstrak juga tidak masalah jika digunakan pada ruang makan, yang penting komposisi warnanya tepat," saran Widhi.

Selanjutnya ruang tidur, lukisan yang dipakai tentunya diharapkan mampu memberi efek ketenangan bagi penghuni. Penempatannya yang paling baik di atas kepala tempat tidur. "Karena posisi tersebut paling ideal terlihat ketika hendak ber-anjak tidur," ujar Widhi yang persis dengan Bambang.

Keduanya memiliki pendapat yang sama. Pertama, lukisan ruang tidur tidak boleh mengganggu emosi. Lukisan tersebut harus bersifat menurunkan adrenalin yang melihatnya. Kedua, lukisan tersebut harus gampang diterima dan mudah dicerna pemikiran, bukan gambar-gambar seperti abstrak.

Jangan sampai mengganggu moodAnda saat hendak beranjak tidur. "Selain itu, lukisan di ruang tidur juga harus naturalis, surealis, dekoratif, dan tentunya memberi keindahan," ujar Widhi.

Kemudian ruang keluarga, gunakan lukisan yang tematik. Misalnya lukisan yang menggambarkan keakraban, seperti gambar orang-orang yang tengah berkumpul bersenda gurau bersama. Kontemporer maupun impresionis juga boleh. Yang penting tetap mengandung unsur kebersamaan agar makna ruangan tersebut bisa sesuai.

Untuk tempat beribadah, Bambang menyarankan sebaiknya jangan memasang lukisan yang tidak berbau keagamaan. "Ya biar tematis saja, enggak mungkin kan memasang lukisan wanita berpose seronok di musala misalnya," ucapnya.

Widhi pun menyampaikan pendapat yang sama. Menurut dia, bagian depan musala sebaiknya hanya dipasang lukisan tulisan Allah dan Muhammad. Jika ingin memasang lukisan atau gambar yang lain, sebaiknya diposisikan di samping atau tempat lain yang tidak mengarah ke kiblat.
(sindo//tty)

0 komentar: