Menata Letak Home Entertainment

HOME theatre tidak hanya enak didengar. Jika penataannya tepat, interior rumah Anda pun bisa menjadi kian selaras. Seperti apa?

Tak bisa dimungkiri, semua orang suka hiburan audio dan video. Di mana pun dan kapan pun, kebutuhan akan hal ini dituntut selalu ada. Apalagi di rumah yang dijadikan tempat beristirahat dan menghabiskan waktu.

Memiliki hiburan di rumah jadi solusi yang tepat. Terutama jika Anda punya dana lebih untuk membeli satu set lengkap home entertainment. Untuk lebih spesifik, kali ini kita akan membahas bagaimana menata desain interior agar selaras dengan home entertainment yang Anda beli.

"Menata home entertainment itu tidak mudah. Salah letak, suara yang dihasilkan jadi tidak maksimal," ujar pakar audio video Mustaqim. Itu sebabnya, sebelum menyelaraskan desain interior di ruang home theatre, sebaiknya kita terlebih dulu merancang tata letak perangkat tersebut.

Biasanya home theatre terdiri atas 6 unit pengeluar suara. Dua speaker untuk mid range sebagai media vokal, dua speaker sebagai surround system, satu center speaker, dan satu subwoofer sebagai media suara rendah. Tatanan seperti ini biasa dikenal dengan 5.1. Langkah pertama, menurut Mustaqim, adalah meletakkan posisi televisi yang paling ideal. Menanggapi hal ini, arsitek Nugroho Widhi berpendapat, posisi televisi harus sejajar dengan jarak pandang mata saat duduk.

"Pertimbangkan, apakah menggunakan sofa bed atau kursi? Yang penting antara mata penonton yang nantinya duduk di sofa bed dengan ketinggian televisi harus sejajar," ujar pria yang juga memiliki ruangan khusus home theatre di rumahnya ini.

Setelah posisi ketinggian tempat duduk dengan televisi atau proyektor didapat, langkah kedua adalah mengatur jarak pandang. "Jangan lupa, jarak pandang tergantung besarnya televisi yang dipakai. Semakin besar televisi, maka harus semakin jauh jarak pandangnya," ujar Mustaqim.

Menurut Widhi, hal ini disebut dengan skala pandang. Ia berpesan agar jangan meletakkan barang yang komposisinya berat di sekitar area pandang televisi. Tujuannya agar fokus saat menonton tidak terganggu.

"Kalaupun mau mempercantik ruangan dengan menambah hiasan, lebih baik di area yang membelakangi penonton," katanya. Kalau Anda masih tetap ingin memberi hiasan di sekitar area pandang televisi, sebaiknya pilih barang atau furnitur yang lembut dan tidak menarik perhatian mata.

"Usahakan hanya ada satu titik pandang di ruangan tersebut, khususnya di area pandang," kata Widhi.

Hal yang sama diungkapkan Mustaqim. Menurut dia, lebih baik hanya meletakkan barang-barang yang berkenaan dengan home theatre itu sendiri. Sebisa mungkin kurangi barang atau furnitur lain di ruangan tersebut, karena selain mengganggu visual juga berpengaruh terhadap pantulan suara.

"Misalnya kalau di ruangan home theatre ada sebuah lemari berukuran besar, itu akan mengganggu tatanan suara, bisa menimbulkan echo, atau menghambat suara sampai di gendang telinga sehingga untuk sepersekian detik suara dari sisi tanpa lemari akan lebih dahulu sampai. Ini menimbulkan efek delay," papar Mustaqim.

Kemudian langkah ketiga, yakni penataan perangkat suara. Dua speaker utama harus diletakkan di bagian depan agar gelombang suara menengah bisa sampai terlebih dahulu. Untuk dua speaker surround lainnya bisa diletakkan di bagian belakang penonton.

Sementara letak center speaker harus di tengah. Letakkan di atas televisi atau di atas meja di depan tempat duduk. Bisa juga digantung di atas kepala, tapi sedikit lebih maju. Untuk subwoofer tidak terlalu sulit, letakkan di mana saja asal perangkat tersebut mendapat pantulan yang tepat untuk menghantar gelombang suara rendahnya.

Setelah peletakan perangkat 5.1 selesai, baru Anda bisa mulai mendesain interior agar selaras. Selamat mencoba!
(sindo//tty)

Kesejukan Taman Imitasi

TIDAK hanya perhiasan yang imitasi, ternyata taman pun ada yang imitasi. Taman imitasi ini biasa disebut taman artifisial (tiruan).

artifisial ini adalah relief di dinding taman yang dijadikan background taman. Biasanya, dinding relief sering ditampilkan secara dramatis dengan model layaknya dinding taman keraton dengan goresan dan kerokan yang artistik menarik serta tambahan batuan, kerikil, dan pasir.

Kendati demikian, dengan alasan tertentu, tanaman yang digunakan terkadang tanaman palsu. Meski penggunaan tanaman ini tidak boleh karena selain tidak baik, warna hijau yang ditampilkan tidak senatural warna tanaman aslinya. Tanaman palsu biasanya digunakan jika area taman artifisial itu sama sekali tidak ada cahaya mataharinya.

"Taman artifisial yang dibuat untuk permukiman, memang tidak terlalu ilmiah. Penggunaan tanaman palsu itu tidak boleh. Untuk menyiasati ruang yang tidak terkena sinar matahari bisa menggunakan tanaman teduh seperti dradanea," kata arsitektur lanskap dari Universitas Trisakti Jakarta Ir Arwindrasti.

Taman artifisial umumnya dibangun di dalam rumah untuk memberi kesan indah, hijau, dan teduh dengan warna-warna natural. Warna tersebut didapat dari warna daun dan material keras (hardscape) yang menjadi salah satu elemen penting untuk melengkapi desain sebuah taman, seperti kerikil, bunga, dan batuan. Selain itu, lahan sempit juga menjadi alasan bagi penghuninya untuk menghadirkan taman di dalam rumah.

"Lebih indah jika dibangun di dalam rumah, tapi di luar (rumah) juga bagus. Semuanya tergantung selera yang punya rumah. Selain itu, taman ini bisa juga dibangun untuk mereka yang tidak memiliki halaman luas, tapi ingin punya taman," kata dekorator taman dari Taman Abdul, Abdul Madjid.

Konsep taman artifisial yang paling banyak diadopsi ke dalam rumah berupa relief dari batuan buatan dengan berbagai model dengan tambahan aksen lainnya. Antara lain jembatan, pancuran, maupun patung angsa, kolam, dan lampu-lampu taman yang redup.

Semua relief bebatuan terbuat dari semen dengan rangka besi atau kawat. Lapisan dinding pada taman relief ini kasar dan berbentuk ceruk tebing. Sementara, untuk tanamannya, Abdul Madjid menggunakan tanaman asli, baik tanaman teduh maupun tanaman panas. Untuk ruang yang tidak banyak terkena sinar matahari, dia menggunakan tanaman teduh, sedangkan tanaman panas diletakkan di ruang yang banyak mendapat sinar matahari atau di luar rumah.

Sementara untuk model reliefnya sendiri ada yang berbentuk cadas dengan banyak goresan, terjal-terjal atau tebing, menggunakan batu alam dan batu kali, menggunakan bambu atau tempayan untuk air mancur, model kolam ikan, dan sebagainya.

Peletakan taman dalam rumah ini, Arwindrasti mengatakan, sebaiknya di car port, ruang menuju ruang tamu, atau di bawah tangga. Tanaman dry garden atau tanaman yang tahan kering, seperti jenis palem-paleman bisa dipadukan dengan cantik karena lokasi taman artifisial dalam rumah yang tidak banyak terkena sinar matahari.

Selain di ruang makan, pemanfaatan ruang lain seperti di bawah tangga juga menjadi pilihan lain. Dengan demikian, view bawah tangga yang tadinya tidak menarik sama sekali, menjadi pemandangan indah yang patut dinikmati. Taman artifisial yang dibangun di luar rumah, biasanya dibangun di teras rumah atau samping rumah.

Masalah pendekoran taman pun harus disesuaikan dengan gaya rumah. Arwindrasti menuturkan, untuk rumah bergaya modern atau country, tanaman yang digunakan untuk taman artifisial adalah tanaman eksotik dengan bunga dan daun indah. "Kalau untuk taman di dalam rumah pilih yang berdaun indah seperti palem. Namun, kalau untuk di luar rumah, gunakan yang berbunga indah," ujarnya.

Untuk rumah modern, dia menyebutkan, bisa memilih air terjun di tembok-tembok sebagai penunjang kecantikan taman artifisial dalam rumah. Selain pembuatan air terjun ini tidak terlalu banyak memakan ruang, kesan indahnya cocok dengan gaya rumah modern.

Abdul Madjid menambahkan, untuk rumah bergaya modern, taman artifisial model minimalis, yang banyak bermain di goresan dan kerokan, juga cocok. Pasalnya, jika taman artifisial dengan aksen ramai yang ditampilkan pada rumah modern, suasana yang muncul akan terlalu ramai dan tampak padat. Sementara, untuk rumah bergaya country, kolam besar dalam taman artifisial lebih ditonjolkan sehingga kesan pedesaan akan lebih menyatu dengan gemericik air kolamnya.
(sindo//tty)