Merancang Perpustakaan dalam Rumah

KEBERADAAN perpustakaan di dalam rumah akan memotivasi keluarga agar lebih senang membaca. Perpustakaan juga dapat menciptakan suasana gemar belajar.

Untuk itu, perlu diciptakan suasana yang mendukung serta mampu memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas tersebut. Sekarang pertanyaan yang timbul adalah bagaimana cara menciptakan ruangan atau perpustakaan yang baik?

Arsitek dari Mitra Graha Asri Mandiri, Ir Wisnu Brata, menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menghadirkan perpustakaan di dalam rumah. Pertama, ketersediaan ruang dan kebutuhan anggota keluarga. Apakah kita masih memiliki ruang kosong yang belum terpakai atau termanfaatkan dengan baik? Jika masih ada, sebaiknya kita manfaatkan ruangan tersebut. Jika tidak, kita cukup memanfaatkan salah satu sudut ruangan yang masih kosong untuk dijadikan perpustakaan.

"Acuannya seperti ini, apakah kita memerlukan sekadar ruang baca di pojok ruangan tapi masih terkait dengan aktivitas ruangan lain, atau kita benar-benar membutuhkan suatu tempat untuk mengasingkan diri, rileks, dan berkonsentrasi melepaskan diri dari kepenatan kegiatan sehari-hari, juga untuk menyimpan koleksi buku keluarga kita?" papar Wisnu. Dengan begitu, kita akan betah menulis dan membaca sampai berjam-jam.

Kedua, lokasi perpustakaan. Jika kita ingin ruangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota keluarga, sebaiknya tidak diletakkan di dalam ruang tidur. "Karena akan membuat anggota keluarga yang lain merasa sungkan datang ke area tersebut. Ada baiknya lokasinya kita letakkan bersebelahan dengan musala ataupun ruang kerja. Biasanya area ini lebih mampu menciptakan keheningan yang sangat dibutuhkan saat membaca," kata Wisnu.

Untuk mengurangi risiko kelembapan yang dapat merusak buku dan adanya rayap, sebaiknya kita letakkan perpustakaan di lantai dua. Apalagi saat ini sudah musim hujan yang kadang berpotensi banjir, terutama di wilayah Jakarta. Untuk lebih menambah rasa estetika, kita dapat pula meletakkan ruang baca/ perpustakaan yang memiliki viewke taman atau kolam dan air mancur. Kondisi ini dapat menambah keheningan dan suasana rileks.

Ketiga, buatlah teratur. Tentunya Anda akan kehilangan semangat membaca jika melihat ruangan yang berantakan dengan buku-buku yang berserakan dan bertumpuk tak beraturan. Susunlah buku-buku koleksi Anda dengan teratur melalui penamaan yang telah Anda rancang sendiri. Apakah berdasarkan judul, pengarang atau minat. Kadang yang lebih sering adalah berdasarkan ukuran dan tebal buku karena lebih mudah penempatannya.

Kita lebih sering mengingat ukuran buku ketimbang judul atau nama pengarangnya. Untuk penempatan pada rak, maka kita dapat menyusun dengan koleksi ayah pada rak paling atas, kemudian koleksi ibu pada rak berikutnya, demikian seterusnya. "Jangan lupa bahwa buku-buku yang paling sering dibaca sebaiknya diletakkan pada area yang paling mudah dijangkau," saran Wisnu.

Dalam hal ini, kita juga perlu menjalin kerja sama dengan anggota keluarga yang lain. Minimal harus ada pencatatan terhadap buku yang dipinjam sehingga tidak saling menyalahkan jika ada koleksi yang hilang karena dipinjam orang lain atau dikembalikan bukan ke tempat semula.

Keempat, furnitur. Furnitur yang menjadi kebutuhan utama di dalam ruang baca atau perpustakaan adalah lemari untuk menyimpan buku-buku, kursi, dan meja untuk membaca. Penting untuk diperhatikan di sini adalah material untuk pembuatan furnitur.
Sebaiknya untuk kaki-kaki rak buku digunakan kayu keras seperti jati, kruing, kamper, atau merbau yang relatif lebih tahan terhadap rayap dibandingkan borneo. Dapat pula kayu-kayu ini kita beri cairan antirayap atau lentrek sebagai pelapis kedua sebelum dicat. Untuk rak bukunya, tidak perlu dibuat terlalu tinggi dan tidak perlu dibuat terlalu formil sehingga membuat kita tidak nyaman.

Kelima, pencahayaan dan sirkulasi udara. Untuk pencahayaan pada perpustakaan pada siang hari, biasanya mengandalkan cahaya matahari atau lampu umum atau general lighting. Untuk malam hari, bisa kita gunakan lampu yang memiliki reflektor atau pengarah yang bisa kita letakkan di meja atau dinding.

"Sedangkan sebagai tambahan, kita dapat memakai lampu downlight yang bisa diletakkan pada plafon.
Cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah pada siang hari juga sangat membantu mengurangi kelembapan. Jika dimungkinkan, kita dapat menggunakan pendingin udara untuk menjaga suhu ruangan agar ruangan tidak terlalu lembap. Dinding ruangan juga tidak boleh berbatasan dengan dinding kamar mandi atau ruang cuci yang berpotensi menimbulkan kelembapan," tuturnya.

Keenam untuk aksesorinya. Agar ruangan terasa lebih personal dan homy, kita dapat meletakkan barang-barang yang memiliki keterikatan emosional dengan diri kita dan melupakan koleksi pribadi seperti lukisan, foto-foto keluarga, atau karya seni lainnya. "Jika Anda pencinta tanaman, tanaman dalam pot dapat digunakan agar terasa lebih hijau.," ujar Wisnu.
(sindo//tty)

0 komentar: