Menyulap Attic Jadi Ruangan Belajar

LOTENG atau attic sering kali hanya dimanfaatkan sebagai gudang. Padahal, digunakan untuk ruang lain juga bisa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Kali ini kita coba ruangan untuk anak. Namun, sebelumnya kita bahas dulu apa itu attic. Attic adalah area ataupun ruang yang terletak di bawah atap sebuah bangunan. Attic umumnya mengisi ruang yang berada di antara plafon lantai atas dan atap bangunan, di mana atap yang digunakan adalah atap miring. Attic mudah dikenal karena bentuk ruangnya yang tidak lazim dengan rangka kaso terekspos dan memiliki sudut-sudut ruangan yang agak runcing berbentuk segi tiga.

Penggunaan attic juga akan membantu mengontrol suhu dalam rumah karena attic mampu menahan udara yang tidak bergerak. Udara panas yang naik dari lantai bawah bangunan akan dijebak di dalam attic sehingga mencegah rasa ketidaknyamanan.

Namun, kita lupakan hal tersebut sejenak. Sekarang langsung saja kita bahas apa yang perlu diperhatikan jika ingin menyulap attic menjadi ruang belajar atau ruang baca anak. Perlu diperhatikan terlebih dulu dengan seksama, apakah pemanfaatan ruang attic tersebut telah direncanakan sejak awal atau merupakan pengembangan? "Jika telah direncanakan sejak awal, maka bentuk dan ukuran ruang dapat lebih terencana dengan mengikuti standar ruang yang optimum," ujar arsitek dan desainer interior, Windi Dharmawan.

Di samping banyak kendala yang dapat dihindarkan, pemanfaatan attic sejak awal desain akan membuatnya lebih terintegrasi dengan keseluruhan bangunan. Jika tidak, struktur rangka lantai dan konstruksi rangka atap yang tidak terencana akan mengganggu penataan ruang-ruang pada attic tersebut.

"Kita perlu mengecek apakah jarak ketinggian plafon di dalam ruangan di bawah atap ini masih dapat digunakan untuk beraktivitas secara nyaman. Juga perlu dicermati bagaimana menciptakan kesan luas dan terang pada ruangan tersebut sehingga kita tidak merasa pengap dan terkungkung," kata Windi lagi.

Attic lebih sering dipakai atau diubah pemanfaatannya menjadi kamar-kamar tidur ataupun menjadi ruang kerja dan ruang belajar. Bisa juga untuk menampung ruang-ruang yang belum tersedia di dalam rumah. Untuk mencapai area attic ini, kita membutuhkan jalur sirkulasi seperti tangga.

Kita bisa menentukan apakah jalur akses/tangga tersebut akan diekspos, disamarkan, disembunyikan, dapat dipindahkan sewaktu-waktu, atau tersembunyi di dalam lemari pakaian. Saat ini di pasaran telah tersedia berbagai jenis tangga.

"Namun, saran saya lebih baik menggunakan jenis tangga yang memiliki struktur ringan seperti metal aluminium ataupun kayu. Lebih baik lagi jika bisa dilipat atau dipindah. Sebaiknya dihindari penggunaan tangga beton. Namun, jika anak Anda masih kecil, sebaiknya tidak berupa tangga yang curam atau tegak lurus. Dapat pula pemanfaatan attic jadi berupa mezanin, sehingga jarak tinggi tangganya tidak terlalu jauh," papar Ir Wisnu Brata, beberapa waktu silam.

Struktur rangka yang biasa dipakai adalah jenis struktur rangka atap kayu. Karena di samping memiliki jarak antar kuda-kuda yang lebih jauh, struktur rangka kayu juga dapat diekspos dan diperlihatkan sebagai bagian dari elemen estetika sebuah ruangan. Tentunya dengan pengerjaan finishing material yang baik.

"Lain halnya jika kita memakai rangka atap baja ringan, maka bentuk rangkanya harus diatur dan disesuaikan. Jadi bukan berbentuk segi tiga utuh, tapi merupakan segi tiga terpancung atau berbentuk portal, sehingga ruang yang ada di bawah atap dapat dimanfaatkan secara optimal," beber Wisnu.

Perlu juga diperhatikan bagaimana kita dapat melakukan pencegahan terhadap masalah kebocoran dan tempias. Penggunaan genteng yang bisa secepatnya mengalirkan air ke tanah akan sangat baik. Demikian pula pemasangan genteng yang dapat saling berkait akan mencegah genteng bergeser posisinya. Hal ini bisa mengakibatkan kebocoran.

Penggunaan aluminium foil di bawah atap/genteng dapat mereduksi panas matahari ke bawah ruangan yang berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan. Hal-hal tersebut memang tampak sepele, namun jika tidak dikerjakan dan dipertimbangkan dengan hati-hati, bakal menimbulkan banyak masalah yang menguras waktu serta pikiran. Terutama jika attic dibuat belakangan dan tidak direncanakan sejak awal. Pemilihan material yang digunakan juga penting. Dalam hal ini sebaiknya dipilih material yang ringan. Misalnya untuk lantai cukup menggunakan multipleks, parket, atau karpet. Dinding bagian dalamnya bisa menggunakan gypsum yang di-finishing dengan cat atau wallpaper.

"Untuk pemilihan perabotnya, gunakanlah jenis perabot yang built in dan multifungsi sehingga pemanfaatannya dapat menjadi lebih optimal," timpal Windi. Perabot yang diletakkan menempel ke dinding sebagai tempat menaruh buku-buku serta pembuatan boks yang memanjang di bawah jendela untuk menyimpan barang-barang seperti tas dan koleksi majalah akan sangat bermanfaat.

"Gunakan meja serbaguna untuk menampung berbagai kegiatan,seperti menulis, membaca, dan menggambar. Kalau memungkinkan, penggunaan meja komputer dipisahkan dengan meja untuk kegiatan lain. Kecuali jika menggunakan jenis layar LCD yang tidak memakan tempat," saran Wisnu.

Hal yang paling mengasyikkan dari sebuah attic adalah view atau kemampuan melihat ke arah luar bangunan dari titik pandang yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapat tercipta suasana yang tenang, rileks, dan hening. Alhasil, attic lebih sering digunakan sebagai ruang tempat berkontemplasi atau merenung dan berkonsentrasi. Berdasar pada kondisi tersebut, attic cocok dijadikan ruang kerja, ruang santai, perpustakaan, ruang baca, dan ruang tidur pribadi. Alangkah sayang jika attic hanya digunakan sebagai tempat menyimpan barang.
(sindo//tty)

0 komentar: