Pergola Pemanis Halaman

PERGOLA sebagai peneduh halaman kian diminati masyarakat urban. Selain fungsional, tumbuhan rambat yang membelitnya juga memberi kesan hijau cantik.

Dulu, pergola biasa dibenamkan di halaman rumah bagian depan atau belakang. Tapi kini peletakkannya kian meluas. Carport, halte, bahkan kafe outdoor acap menggunakan pergola sebagai atapnya.

Beberapa malah menggunakan pergola jenis knock down (bongkar pasang) yang ringkas untuk menghindari jenuh. Selain memberi suasana teduh, pergola juga dapat memunculkan kesan romantis.

Arsitek PT Forum Lima Kreasi Ir Nugroho Widhi menyebutkan pergola yang diminati saat ini berjenis tipis dan simpel. "Bila ingin menjadikan pergola sebagai sarana rambat tanaman, pilih yang bercelah," katanya.

Agar tampil menarik, dia menyarankan, perlu penyesuaian antara material pergola dan gaya rumah. Rumah bergaya modern atau minimalis, misalnya, dapat menggunakan pergola berbahan metal seperti besi maupun stainless steel.

Untuk rumah tropis atau country, bahan kayu atau balok-balok tegak rapat sejajar lebih cocok. Kalaupun Anda ingin mengombinasikan kedua bahan bertolak belakang itu, tidak ada larangan. Asalkan perbandingan salah satu bahan tetap senada dengan gaya rumah.

Mengenai bentuknya pun bisa disesuaikan dengan luas lahan dan selera pemasang. Begitu juga proporsi, sebaiknya disesuaikan dengan besar rumah. "Jika rumah besar, pergola bisa besar pula," ujarnya.

Soal material, lagi-lagi tetap harus disesuaikan dengan gaya rumah. Meski warna pergola sebaiknya tidak terlalu mengekor warna rumah agar tercipta harmonisasi selaras dengan bangunan utama.

Rumah bergaya country atau tropis ada baiknya menggunakan pergola warna alam seperti hitam, coklat, atau hijau. Sebaliknya, rumah modern atau minimalis lebih cocok menggunakan warna-warna metal, seperti perak atau abu-abu.

Mansyur, pemilik perusahaan pembuat pergola Sumber Rizky Konstruksi, mengakui saat ini pergola yang paling banyak diminati adalah pergola minimalis. "Selain harganya murah, banyak rumah yang bergaya minimalis pula," sebutnya.

Bahan besi cenderung banyak dicari karena lebih kuat dan tahan lama. "Asal tidak berkarat, tidak masalah. Karena itu, perlu di-finishing," ujar Mansyur yang mengaku lebih banyak menggunakan besi persegi dan bulat.

Meski besi lebih tahan lama, harga pergola berbahan kayu ternyata lebih mahal. Ini karena keunikan ukiran yang melengkapinya. Selain itu, kayu jenis kamper sebagai bahan baku pergola memang sulit dicari.

"Yang paling mahal stainless steel karena terlihat lebih kokoh dan bagus," paparnya.

Soal warna, rumah minimalis lebih banyak menggunakan warna-warna dasar. Antara lain seperti hitam, tembaga (agak kekuningan), emas, dan hijau. "Terbanyak memilih warna hitam karena terlihat lebih kuat dan kalem," tuturnya.
(sindo//tty)

0 komentar: