Kehangatan Rumah Vila dalam Kota

MENGHABISKAN liburan di rumah? Kenapa tidak. Desain rumah bergaya vila bisa menjadi inspirasi Anda agar rumah pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan.

Untuk menghabiskan liburan, biasanya Anda memboyong keluarga pergi ke Puncak atau rumah vila di desa. Kenapa tidak rumah model vila ini "diboyong" ke tempat hunian Anda.

"Rumah vila mengutamakan view, lebih banyak bukaan (jendela), hingga tidak perlu AC untuk mempertahankan kesejukan dan sirkulasi udara," tutur Teky Widjaja, arsitek dari Swandi+Widjaja Asociates.

Hal serupa pun dituturkan Alida Guyer, seorang ibu yang memiliki rumah vila di kawasan Lembang. "Inspirasi saya harus rumah yang menyatu dengan alam. Makanya, banyak jendela-jendela berkaca besar agar jangan tertutup supaya kesan 'terbuka' lebih dapat," jelas Alida.

Lokasi pembangunan rumah perlu diperhatikan. Jika berada dalam lokasi padat, sebaiknya memberikan lebih banyak ruang bagi taman.

Konsep vila asli sendiri memang hanya menyisakan lahan di bawah 50% untuk taman. Sebagai ganti pemandangan alam, bisa diakali dengan taman rimbun. Rumah berada di tengah, atau di pinggir, hingga berbagai macam polusi tersaring oleh tanaman, dan pemandangan dari arah rumah tetap asri.

Keruwetan kota tersaring, kenyamanan pribadi pun tercipta. Menurut Teky, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kontur tanah. Rumah vila sangat menjaga keasliannya.

Pada daerah tertentu ada bagian yang lebih tinggi. Hendaknya kontur ini dijaga. "Alternatifnya rumah panggung, sebisa mungkin kontur jangan berubah, proses cut and field akan lebih rumit dan makan biaya," sebut Teky yang menulis di bikinrumah.blogspot ini.

Bicara kontur, fondasi rumah pun dibuat sekokoh mungkin. Mungkin hal ini lebih penting dari model. Material struktur bisa beton atau baja, asal kuat menopang bangunan.

Bedanya ada pada pemakaian lantai pada rumah vila asli dan kota. Bagi rumah vila di bukit, lebih baik memakai parket. Sementara vila kota dengan lantai ubin agar selalu dingin. Mengenai model rumah, Teky memberikan banyak alternatif. Bisa ikut tren, atau kembali pada selera asal. Namun dia merasa paling tepat model rumah tradisional atau alam tropis. Selain karena memang padu dengan nuansa alami yang hendak dibangun, model rumah ini pun tidak lekang dimakan zaman.

"Model sangat relatif, tergantung pemiliknya. Kita juga perlu memperhatikan lingkungan sekitar," ujar arsitek lulusan Universitas Parahyangan ini.

Rumah berkonsep tradisional pun memiliki standar pengaturan interior yang lebih padu akhirnya. Seperti pemakaian bahan kayu, rotan, batu alam pada furnitur maupun pajangan. Rumah pun dapat diisi dengan aneka tanaman pot dengan ukuran lebih besar. Tidak sekadar pemanis meja.

Dalam koridor penghematan energi, rumah vila asli tanpa pemanas bisa menggunakan perapian. Seperti di rumah Alida. Di ruang tengah terdapat tungku perapian yang terbuat dari batu. "Perapian bikin sendiri dan ini betul-betul perapian bukan mainan. Jadi, kalau temperatur turun, saya bisa bakar sosis di sini sambil minum wine dan menghangatkan badan," tutur wanita asal Kalimantan ini.

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah tata taman. Karena area ini menempati lahan paling besar, tentunya diperlukan perawatan dan konsep khusus. Bagi rumah vila bukit, taman sekitar hanya perlu dipadukan, bak menyatu, dengan alam. Sementara rumah vila di kota memerlukan taman untuk menciptakan suasana alamiah. (sindo//jri)

0 komentar: