LAHAN taman terbatas, tapi ingin punya musala? Atau mungkin ingin membuat musala multifungsi? Ikuti saran berikut agar tak salah rancang.
Memiliki ruang yang khusus digunakan sebagai tempat ibadah tentunya sangat diidamkan banyak orang. Terlebih jika musala tersebut berada di luar ruang (outdoor) atau di area taman. Angin sejuk yang berembus, tentunya bisa menambah kedamaian dan kekhusyukan beribadah.
Namun, lahan taman yang terbatas kadang menjadi hambatan untuk mewujudkan niat tersebut. Padahal, musala sebenarnya bisa dirancang tidak hanya untuk tempat beribadah, tapi juga untuk kegiatan yang lain. Misalnya ruang bersantai atau ruang makan.
Sebelum membangun musala outdoor yang mutifungsi, banyak hal yang harus di-perhatikan. Pertama,harus diperhatikan soal ukuran atau dimensi dari ruangan tersebut.
"Ukuran minimum yang biasa digunakan adalah dimensi ruang salat untuk satu orang yaitu 60 x 120 cm. Jadi jika kita ingin membuat tiga saf dengan tiga orang per saf maka sebaiknya ruangan yang dipakai ukuran minimumnya 2 x 3,5 meter," ujar arsitek Mitra Graha Asri Mandiri Ir Wisnu Brata.
Ketinggian atap sebaiknya dibuat di atas 2,5 m atau lebih agar dapat diciptakan kesan luas. "Kalau ruang makan itu dibutuhkan sekitar 2,5 x 3 meter. Jadi secara luasan, ruangan ini dapat menampung fungsi ruang santai, ruang makan lesehan ataupun musala," tukasnya.
Ketinggian lantai bangunan minimum 30 cm dari permukaan tanah ataupun rumput. Sebarkan koral sikat dalam jarak 30-50 cm dari bangunan agar tidak terciprat air hujan yang jatuh ke permukaan tanah. Material lantainya mudah dibersihkan, namun tidak licin terutama yang berpotensi terkena air hujan.
Kedua arah musala, sebaiknya disesuaikan arah kiblat sehingga penggunaan ruangan lebih efektif. Arah kiblat ini ditutup dengan dinding yang utuh terutama di area imam. Jika bangunan ini bersifat multifungsi, maka bentuk aksesorinya dipilih yang sederhana dan mudah dipindahkan jika ingin menggunakan ruang tersebut sebagai fungsi lainnya.
"Atau kita bisa menutupinya dengan partisi kaca ataupun geser sehingga fungsi musala dapat disamarkan dan leluasa menggunakannya sebagai tempat makan lesehan ataupun ngobrol bersantai," saran Wisnu.
Ketiga, lokasi musala yang multifungsi. Jika kita memiliki tanah yang cukup luas, maka sebaiknya musala ditempatkan di luar ruangan. Alasannya, akan diperoleh suasana kesejukan dan alami yang menimbulkan perasaan lapang dan lega. Lokasi musala ini dapat berada di belakang ataupun di samping rumah.
Keempat, pemilihan warna yang digunakan sebaiknya yang dingin dan sejuk agar menimbulkan efek menenangkan, misalnya warna hijau muda, krem, biru, salem, dan warna-warna pastel.
"Warna-warna terang dan panas sebaiknya dihindarkan, tapi kalau tetap ingin dikombinasikan, gunakanlah yang senada dan hindarkan yang kontras, misalnya plafon berwarna putih atau buat skylight," ujarnya.
Kelima, furnitur dan aksesori yang digunakan, seperti rak atau lemari tempat menyimpan peralatan ibadah, sebaiknya tertutup dari kaca maupun kayu agar terhindar dari debu, namun tetap terjangkau. Lemari rendah ini sebaiknya multifungsi sehingga kadang-kadang bisa diubah fungsinya menjadi alas meja makan maupun tempat membaca Alquran.
Untuk aksesori sebaiknya gunakan yang simpel tanpa ornamen. Pilih ornamen berpola geometris. Jangan lupa untuk menaruh cermin di muka ruangan agar jamaah dapat merapikan diri sebelum melaksanakan ibadah salat.
Terakhir atau yang keenam, tempat air multifungsi, selain bisa dipakai sebagai tempat wudu juga tempat untuk mencuci atau membersihkan kotoran dan makanan. Bisa juga membuat tempat wudu yang bersebelahan dengan kolam dangkal dengan pompa dan air mancur.
"Di tempat wudu perlu dipikirkan adanya tempat meletakkan peci atau kacamata di atas keran wudu," ujar Wisnu. Nah, kini Anda tentu lebih paham apa saja triknya, selamat mencoba.
(sindo//tty)
0 komentar:
Posting Komentar