Konsep Rumah Tumbuh

Keterbatasan lahan membuat sebagian orang berpikir untuk mengonsep hunian mereka dengan gaya rumah tumbuh. Seperti apa detailnya?

Rumah tumbuh secara arsitektur berarti bangunan tersebut bisa saja berkembang atau mengalami penambahan ruang. Ada dua macam pengembangannya, yaitu tumbuh ke atas atau ke samping.

"Tumbuh ke atas artinya, kami akan membangun lantai lain di atas bangunan yang sudah ada. Biasanya untuk tanah yang terbatas luasnya. Tidak ada jalan lain kecuali membangun ke atas. Sementara tumbuh ke samping, artinya tanah kita masih ada 'sisa' untuk dibangun, perluasan.Tidak ada penambahan ke atas karena tanah kami masih cukup luas," sebut Raul Renanda, seorang arsitek dan desainer interior.

Biasanya konsep rumah tumbuh disesuaikan dengan gaya hidup pemiliknya. Biasanya pula, mereka merasa perlu mempersiapkan rumah untuk tahapan selanjutnya. Misalkan karena ada perkiraan anggota keluarga bertambah atau keterbatasan lahan. Konsep rumah apa pun pada dasarnya adalah menjadi hunian yang nyaman dan fungsional.

Namun, dari segi arsitektur, rumah tumbuh memerlukan "penanganan" yang berbeda. Misalnya, dari segi konstruksi. Hal ini penting apalagi jika rumah dikonsep untuk tumbuh ke atas.

"Strukturnya tidak hanya fondasi yang harus disiapkan agar dapat menerima beban dari keseluruhan bangunan yang rencananya ingin dikembangkan. Misalnya, bila kita berencana membuat rumah dua lantai, tapi baru satu lantai dulu yang ditingkat, maka kita membuat fondasi, kolom, dan balok-balok yang menunjang untuk dua lantai sejak pertama kali kita membangun," tutur Probo Hindarto, arsitek dari Astudio.

Sementara untuk rumah bertumbuh ke samping, ada baiknya memperhatikan denah ruang. Pada rumah inti, kebutuhan akan ruangruang utama diprioritaskan. Semisal untuk ruang tamu, ruang keluarga, kamar secukupnya, kamar mandi, dan dapur. Penataan ruang juga perlu dibuat sedemikian rupa. Misalnya perencanaan di mana letak tangga, toilet, taman, tandon, dan sebagainya.

Dalam hal ini, faktor desain awal sangat menentukan. Setelah rumah inti dibangun, maka pengembangan rumah selanjutnya dapat dilakukan. Jika lahan yang tersisa masih cukup luas, bisa dipakai sementara untuk taman. Tampak luar memang sangat penting. Raul Renanda menyarankan agar anggaran untuk eksterior luar lebih besar.

"Buatlah eksterior rumah yang simpel, kuat, dan tidak bocor. Suatu saat nanti bila ada dana lagi, elemen "hiasan" eksterior bisa kami perbaiki dan dipercantik," sebutnya. Rumah tumbuh berbeda dengan "rumah setengah jadi".

Selain faktor eksterior, interiornya pun perlu diperhatikan. Namun, prinsipnya adalah tepat guna. "Konsep interior bisa mengikuti konsep bertumbuh eksteriornya. Dalam arti, penataan interior ruangan lebih fleksibel, dapat diganti, diubah, dan ditata dengan mudah. Interior rumah tumbuh sama seperti interior rumah biasa. Dapat disesuaikan dengan fungsi ruang yang ada. Misalnya ruang duduk diisi dengan perabot untuk duduk, membaca, dan sebagainya," saran Probo.

Konsep rumah tumbuh dipakai juga oleh bintang sinetron Agus Kuncoro. Rumah tiga lantai di kawasan Jakarta Selatan itu terdiri atas basement atau fungsi lantai dasar, lantai dua sebagai ruang keluarga, dan lantai tiga yaitu kamar utama. "Saya mengonsep rumah ini untuk rumah tumbuh. Secara konstruksi, semua sudah dipersiapkan," kata Agus.

Agus membutuhkan lebih banyak ruang, khususnya kamar, untuk anak-anaknya kelak. Saat ini Agus dan sang istri, Anggia Jelita, baru dikaruniai seorang bayi perempuan yang lahir pada Mei lalu. (sindo//jri)

0 komentar: