PADA zaman dahulu, saat semen belum dikenal, kotoran ternak sering digunakan untuk menempelkan bahan bangunan. Bahkan, sebuah benteng ternama di Gorontalo, dibuat dengan batu kali yang dilekatkan dengan putih telur burung maleo.
Kini, dengan bantuan semen, proses pembangunan rumah semakin mudah. Pilihan dekoratif dinding kian beragam. Seperti yang dipilih Rahmatullah untuk mendesain interior kediaman kliennya, Sari dan Rizki yaitu berupa gazebo berbentuk kerang.
"Ide dekoratif seperti ini terinspirasi dari gaya latin-Sevilla, Meksiko. Konsep ini bertentangan dengan gaya minimalis yang kini booming di Indonesia," ujar Rahmat. Gaya pesisir pantai bukan mengarah pada konsep Mediteranian, melainkan eklektik.
Membuat tembok dekoratif seperti ini tidak sulit. Pertama, permukaan tembok dirusak, dibuat kasar, seperti tembok setengah jadi. Kemudian aplikasikan semen, lalu diberi tanah lempung. Ini adalah proses kreatif untuk membentuk 'wajah' dinding yang baru.
Hendaknya kita lebih kreatif membuat garis-garis desain yang lebih dinamis dan melengkung. Kita juga harus bermain volume dengan tanah lempung. Contohnya ialah dinding yang dibuat seolah sobek yang mengaburkan sudut-sudut ruang. Setelah membentuk dinding, lalu dilakukan pengecatan standar.
"Agar kesannya lebih alamiah, saya suka menggunakan warna-warna tanah," imbuh Rahmat. Untuk memperkuat kesan alamiah, di rumah berkonsep tertutup bisa digunakan pencahayaan downlight, atau sebaiknya rumah memiliki bukaan cukup besar.
Konsep ruang terbuka akan memberi 'napas' bagi rumah, tidak terkesan berat, dan lebih homy. Sedangkan untuk pilihan furnitur, disarankan bukan furnitur berat dengan banyak motif. Cukup bagian tembok saja yang catchy. Agar tambah serasi, ada baiknya menggunakan warna furnitur yang merupakan perpaduan warna soft dan strong dengan model semi etnik-kontemporer. (sindo//jri)
0 komentar:
Posting Komentar